Tampilkan postingan dengan label P2KP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label P2KP. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Maret 2011

Manfaat Talas

PENDAHULUAN

Talas merupakan tumbuhan yang 90% bagiannya dapat dimakan. Daun, tangkai daun, pelepah, umbi induk dan umbi anakan dapat dimakan. Bagian yang tidak dapat dimakan hanyalah akar-akar serabutnya.
Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.  Di Kabupaten Sorong Irian Jaya talas dimakan sebagai makanan pokok. Di daerah lain talas dimakan sebagai makanan tambahan setelah diolah menjadi macam-macam masalkan atau dimakan begitu saja sebagai talas rebus, talas kukus atau talas goreng.
Talas juga dapat diambil tepungnya untuk dipakai sebagai pengganti tepung terigu. Di Filipina dan Columbia talas dibuat kue-kue, sedangkan di Brazil dijadikan roti.

KANDUNGAN GIZI

Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.
Kandungan protein daun talas lebih tinggi dari umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan talas bentul kandungan protein kasar berat kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan pada umbinya sekitar 0,54%-3,55%.
Rasa gatal di mulut setelah makan talas disebabkan oleh kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsim oksalat hanya menyebabkan gatalgatal tanpa gangguan lain. Zat tersebut dapat dikurang dengan pencucian banyak air
Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gr umbi talas sebagai berikut

Kandungan gizi
Mentah
Talas rebus
Energi (kal )
120
108 kal
Protein  (gram)
1,5
1,4 gram
Lemak (gram)
0,3
0,4 gram
Hidrat arang total gram)
28,2
25,0 g
Serat gram
0,7
0,9 g
Abu  gram
0,8
0,8 g
Calsium  mg
31
47 mg
Phospor  mg
67
67 mg
Zat besi  (mg)
0,7
0,7 mg
Karoten total
0
0
Vitamin b (mg)
0,05
0,06 mg
Vitamin c (mg)
2 mg
4 mg
Air  (gram)
69,2
72,4 g
Bagian yang dapat dimakan
85 %
100%
Sumber : Direktorat gizi depkes RI, 1981


MANFAAT DAN KHASIAT
Selain sebagai sumber karbohidrat pengganti beras, talas dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.  Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok, cairan akar rimpang talas dapat digunakan sebagai obat bisul.
Orang yang makanan pokoknya talas seperti orang melanesia memiliki gigi yang lebih kuat dan bagus. Hal tersebut disebabkan makan talas dapat meningkatkan kebasaan yang lebih tinggi sehingga mulut tidak masam. Kemasaman yang tinggi merupakan salah satu penyebab rusaknya gigi, sedangkan kebasaan yang tinggi memperkecil kemungkinan rusaknya gigi, sehingga gigi menjadi kuat, sehat dan bagus

PEMBUATAN KERING TALAS
Bahan : 1 kg talas, 1 ons kacang tanah, minyak goreng
Bumbu : 10 lombok merah, 10 lombok hijau, 8 bawang merah, 6 siung bawang putih, terasi, garam, lengkuas.
Cara membuat
-            Talas dikupas, dipotong tipis dan kecil
-            Cuci bersih dan goreng sampai kering
-            Bawang merah, bawang putih dan lombok dipotong kecil.
-            Bumbu kecuali dan salam dihaluskan
-            Potongan bumbu ditumis sampai kuning diikuti bumbu lain yang sudah dihaluskan
-            Masukan talas dan kacang tanah yang sudah digoreng
-            Aduk sampai rata hingga bumbu meresap
-            Tambahi sedikit kecap manis dan angkat

PEMBUATAN KERIPIK TALAS
Bahan: 1 kg talas, 2 ons gula aren, minyak goreng seperlunya, vanili
Cara membuat
-            Talas dikupas, dicuci, dan dipotong tipis
-            Jemur di atas niru di panas matahari langsung sekitar 2 jam supaya getahnya hilang
-            Gorenglah talas dalam minyak mendidih sampai kering betul
-            Gula merah dan vanili direbus dengan ½ gelas air sampai menjadi kental
-            Masukan goreng talas kedalam gula yang sudah menjadi kental
-            Aduk sampai rata dan angkat


Kamis, 10 Maret 2011

P2KP

APA ITU P2KP?
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) merupakan upaya untuk memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi berimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keberimbangan konsumsi pangan masyarakat adalah dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015.

APA YANG MENDASARI P2KP
1.  Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan,
2.  Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan,
3.  Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
4.  Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

APA YANG MENJADI TUJUAN P2KP?
A.     TUJUAN UMUM
Memfasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi berimbang dan aman yang diindikasikan oleh skor pola pangan harapan (PPH) sebesar 95 pada tahun 2015.


B.  TUJUAN KHUSUS
1.  Meningkatkan permintaan masyarakat terhadap aneka pangan baik pangan segar, olahan maupun siap saji melalui proses internalisasi kepada seluruh komponen masyarakat dan aparat.
2.  Meningkatkan ketersediaan aneka ragam pangan segar dan olahan melalui pengembangan bisnis dan industri pengolahan aneka pangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu, sumber protein nabati dan hewani, serat vitamin dan mineral yang berbasis sumberdaya lokal.
3.  Penguatan dan peningkatan partisipasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal

SASARAN
Tercapainya pola konsumsi pangan yang beragam bergizi berimbang dan aman yang dicerminkan oleh skor PPH di setiap wilayah mengacu pada sasaran nasional dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi budaya dan potensi sumberdaya pangan lokal. Sasaran P2KP secara nasional sesuai dengan tahapan kegiatan adalah:
Tahap I (2009-2011 Skor PPH 88,1)
No
Kelompok pangan
Gram/ kapita/ hari
Kg/ kapita/ tahun
1
Padi padian
300,1
109,5
2
Umbi-umbian
74,1
26,3
3
Pangan hewani
136,9
50,0
4
Minyak dan lemah
22,4
8,0
5
Buah/biji berminyak
10,0
3,7
6
Kacang-kacangan
34,6
12,3
7
Gula
29,1
10,6
8
Sayuran dan buah
250,0
91,3

Tahap II (2012-2015 skor PPH 95)

No
Kelompok pangan
Gram/kapita/ hari
Kg/ kapita/ tahun
1
Padi padian
275,0
100,4
2
Umbi-umbian
100,0
35,6
3
Pangan hewani
150,0
54,8
4
Minyak dan lemah
20,0
7,2
5
Buah/biji berminyak
10,0
3,7
6
Kacang-kacangan
35,0
12,5
7
Gula
30,0
11,0
8
Sayuran dan buah
250,0
91,3

BAGAIMANA STRATEGI P2KP?
1.     Internalisasi penganekaragaman konsumsi  pangan dilakukan melalui
a.      Advokasi, kampanye, promosi dan sosialisasi tentang konsumsi pangan yang beragam bergizi berimbang dan aman pada berbagai tingkatan kepada aparat dan masyarakat
b.      Pendidikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi berimbang dan aman melalui jalur pendidikan formal dan non formal

2.            Pengembangan bisnis dan industri pangan lokal dilakukan melalui
a.      Fasilitasi kepada kelompok masyarakat dan UMKM untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, industri pangan olahan dan pangan siap saji yang aman berbasis sumberdaya lokal
b.      Advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan bagi pelaku usaha pangan.
BAGAIMANA LANGKAH OPERASIONAL P2KP?
Langkah operasional dalam mencapai sasaran yang diharapkan, dilakukan melalui dua tahapan yaitu tahap I (2009-2011) dan Tahap II (2012-2015).

LANGKAH OPERASIONAL TAHAP I (2009-2011)
a.     Kampanye, sosialisasi, advokasi dan promosi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan bergizi berimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal,
b.     Pendidikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi berimbang dan aman secara sistematis melalui pendidikan formal dan non formal,
c.      Penyuluhan kepada ibu rumah tangga dan remaja, terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita usia subur tentang manfaat mengkonsumsi pangan yang beragam bergizi berimbang dan aman,
d.     Pemanfaatan pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan,
e.     Pembinaan industri rumah tangga dan pengusaha kecil bidang pangan untuk memproduksi, menyediakan dan memperdagangkan aneka ragam pangan yang aman berbasis sumberdaya lokal,
f.       Pengembangan, diseminasi dan aplikasi paket teknologi terapan pada pengolahan aneka pangan.
g.     Pembinaan mutu dan keamanan pangan kepada industri rumah tangga dan UMKM dibidang pangan berbasis sumberdaya lokal,
h.     Fasilitasi pengembangan bisnis pangan, permodalan dan pemasaran kepada pengusaha di bidang pangan baik segar, olahan maupun siap saji yang berbasis sumberdaya lokal,
i.       Pemberian penghargaan kepada perorangan dan kelompok masyarakat yang menjadi pelopor dalam memajukan penerapan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal,
j.       Evaluasi dan pengendalian pencapaian upaya penganekaragaman konsumsi pangan tahap I.

TAHAP II (2012-2015)
a.     Fasilitasi pengembangan basis pangan berbasis sumberdaya lokal dalam hal dukungan infrastruktur jalan dan sumberdaya air.
b.     Penerapan standar mutu dan keamanan pangan pada industri rumah tangga dan UMKM dibidang pangan berbasis sumberdaya lokal.
c.      Pemberian penghargaan kepada industri rumah tangga dan UMKM bidang pangan berbasis sumberdaya lokal
d.     Evaluasi dan pengendalian pencapaian upaya penganekaragaman konsumsi pangan Tahap II.

SIAPA YANG TERLIBAT DALAM P2KP
P2KP merupakan tanggung jawab seluruh warga negara namun demikian beberapa pihak yang diharapkan memiliki peran lebih diantaranya ;
·           Dewan ketahanan pangan
·           Organisasi swasta
·           Organisasi profesi
·           Perguruan tinggi
·           Tim penggerak PKK
·           Lembaga Swadaya Masyarakat