Sabtu, 20 Agustus 2011

Budidaya Mangga (Mangifera indica)




1. PELUANG AGRIBISNIS
Mangga merupakan tanaman buah yang tetap menjadi buah favorit masyarakat Indonesia. Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal.

Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah. Untuk itu diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.
2. KEUNGGULAN KOMPARATIF
Kabupaten Sumedang memiliki potensi yang besar untuk pengembangan mangga. Pemasaran mangga dari Kabupaten Sumedang bukan hanya di wilayah Sumedang tapi juga Bandung dan Jakarta terutama untuk jenis gedong gincu dan arumanis.
Sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan waduk jatigede yang diperkirakan akan memacu perkembangan sektor pariwisata, diperkirakan kebutuhan mangga di Kabupaten Sumedang akan mengalami peningkatan.
3. LINGKUNGAN BUDIDAYA
3.1. Iklim
-       Tanaman mangga cocok di daerah dengan musim kering selama 3 bulan.
-       Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga.
-       Jumlah bulan kering 4-5 bulan
-       Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
-       Curah hujan 500-2500mm/tahun
-       Suhu 22-270C
-       Angina tidak kencang

3.2. Media Tanam
-       Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
-       Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 perlu pengapuran
-       Cocok ditanam pada daerah dataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl
4. WILAYAH PENGEMBANGAN
Wilayah pengembangan tanaman mangga di Kabupaten Sumedang adalah Kecamatan Jatigede, Tomo, Ujungjaya, Conggeang
5. TEKNOLOGI  BUDIDAYA
5.1. Syarat bibit
-          Merupakan mangga yang tergolong  varietas bermutu (arumanis, golek,  gedong gincu dll)
-          Tinggi bibit antara 80-100 cm dan diameter 1,5 cm
-          Warna batang hijau tua kecoklatan, bentuk batang lurus dan tidak bercabang
-          Warna daun hijau mengkilap
-          Bibit sebaiknya telah berumur > 6 bulan
-          Bibit berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi atau sambung pucuk)
5.2. Penyiapan Bibit
1) Perbanyakan dengan Biji
-      Biji dipilih dari tanaman yang sehat, dan kuat. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
-       Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
-       Dapat pula  mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 cm atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur.
-       Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
-       Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok.
-       Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air.
-       Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan baik.
-       Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal dibuang.
-       Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
-       Perbanyakan dengan biji biasanya hanya dilakukan untuk penyemaian batang bawah
2) Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
3) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
5.3. Penyiapan Media Tanam
-          Bersihkan areal lahan yang akan ditanami dari gulma, batu-batuan dan kerikil yang sekiranya akan menggangu pertanaman
-          Buat teras bila kemiringan lahan > 10%
-          Setelah lahan bersih tentukan titik dan jarak tanam dengan cara menggunakan tambang plastik/raffia. Jarak tanam untuk mangga bervariasi yaitu 5 x 5 m,  10 x 10 m dan 10 x 12 m. Ketinggian tanaman diupayakan dibentuk dengan ketinggian 3-4 m
-          Buatlah lubang tanaman berukuran 60 x 60 x 60 cm untuk tanah gembur, sedangkan tanah berbatu 100 x 100 x100 cm bila lubang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dibuat dengan cara menggali tanah dengan kedalaman 30 cm dan simpan di sebelah kiri, selanjutnya tanah digali lagi dengan kedalaman 30 cm dan disimpan di sebelah kanan, pasang ajir pada tengah-tengah lubang dan biarkan tanah 1 bulan agar kemasamannya berkurang
5.4. Penanaman
-          Penanaman sebaiknya dilakukan awal musim penghujan pada sore hari agar bibit mempunyai kesempatan memperoleh udara sejuk malam hari
-          Tanah galian dari lubang yang disimpan di sebelah kiri setelah satu bulan diaduk dengan pupuk kandang 10 kg lalu masukan ke lubang demikian juga tanah yang disimpan disebelah kanan diaduk dengan pupuk kandang 10 kg dan dimasukan kedalam lubang tanaman
-          Ambil bibit yang bersertifikat (klonal tunggal) kemudian buka polybag/keranjang dengan mengguntingnya terlebih dahulu bagian bawah kemudian bagian samping
-          Cabut ajir di titik lubang dan galilah gundukan tanah 30 cm.
-          Bibit ditanam 5 cm diatas pangkal batang dan diberi pupuk NPK 10-25 gram secara ditabur lalu ditutup dengan tanah
-          Letak bibit harus tegak lurus. Bibit okulasi dihadapkan kearah datangnya angin agar tunas tempelan tidak patah. Bila bibit sambungan arah celah sambungan tegak lurus dengan arah angin
-          Setelah ditanam pasang ajir dan ikat batang dengan tali
5.5. Pemeliharaan
a) Pemangkasan
Pemangkasan tanaman mangga terdiri dari pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan
1. Pemangkasan Bentuk
-          Bentuk tanaman yang diharapkan type terbuka tengah dengan susunan batang utama dan cabang mengikuti pola 1-3-9-27 dan tinggi tanaman maksimum 3 m
-          Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman setinggi 80-100 cm
-          Dari banatang utama dipelihara 3 cabang primer yang letaknya membentuk sudut yang seimbang antar cabang dan terletak pada ketinggian yang berbeda. Cabang lain yang tidak dikehendaki dipangkas sampai dengan pangkal cabang
-          Dari setiap cabang primer dipelihara masing masing 3 cabang sekunder
-          Ulangi pemangkasan jika tunas yang tumbuh pada bidang pangkasan hanya 1 cabang
-          Lakukan pemangkasan berikutnya jika cabang sekunder telah mencapai 1 m dari tiap cabang sekunder masing-masing dipelihara 3 cabang tersier dst
2. Pemangkasan Pemeliharaan
-          Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman usia produktif.  Cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya dibuang, demikian pula tunas air dan cabang yang sakit dibuang
-          Pertahankan agar tinbggi tanaman berkisar antara 3-4 m
b) Penyiraman
-          Penyiraman/pengairan dilakukan pada awal penanaman apabila tidak ada hujan segera setelah tanam disiram. Bila tanaman mangga sudah berumur 4-5 tahun, pada bulan bulan mei-juni jangan diberi air agar tanaman terangsang untuk berbunga. Bila diberi air akan keluar pucuk daun yang lebat.
-          Apabila sudah keluar bunga kecil-kecil segera diberi air agar menghasilkan buah yang baik
-          Dua minggu sebelum panen pengairan dikurangi secara perlahan
-          Setelah panen tanaman perlu diairi untuk memulihkan kondisi tanaman
3. Pengendalian Gulma
-          Pengendalian gulma (ilalang, rumput kerbau, putrid malu dll) harus dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman mangga . Pembersihan dilakukan dengan cara menyiang, disemprot pestisida (herbisida) ataupun dengan menanam tanaman penutup tanah
-          Gulma yang tumbuh dibawah tajuk harus dibersihkan sedangkan di luar proyeksi tajuk tidak perlu dibuang habis cukup dipotong pendek
4. Pengendalian OPT
-          Lakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala (seminggu sekali)
-          Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh alaminya
-          Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan
-          Tentukan ambang batas pengendalian. Untuk  lalat buah dan antraknose biasanya tidak lebih dari 5 pohon/ha
-          Tentukan cara pengendalian apakah cukup dengan cara mekanis, hayati, kultur teknis atau penggunaan pestisida
-          Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir jika cara lain tidak mampu mengendalikan OPT
5. Pemupukan
-          Kegiatan pemupukan sangat penting dilakukan karena kegiatan ini akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah
-          Agar tanaman tumbuh dengan subur dan sehat, maka kita perlu memberikan pupuk organic (pupuk kandang, bokashi, kompos) dan pupuk an-organik (NPK, Urea, TSP dan KCl)
-          Pemberian pupuk kandang/organic dilakukan sebelum tanam sesudah pembuatan lubang dengan dosis 20-30 kg/pohon/lubang selanjutnya pemberian pupuk organic dilakukan setiap t5ahun 2 kali dengan dosis 30-40 kg setiap pemberian yaitu pada awal musim hujan dan pertengahan tahun. Pemberian pupuk an-organik (NPK) minimal 2 kali per tahun. Waktu dan pemberian pupuk dapat dilihat pada  Tabel 1.
Tabel 1. Dosis Pemupukan Pada Tanaman Mangga
No
Umur tanaman
(tahun)
Jumlah pupuk (NPK Kg)
Prekuensi
(kali)
1
1
0,6
6
2
2
1,0
4
3
3
2,0
4
4
4
4,5
5
5
5
6,0
4
6
6
7,5
3
7
7
8,0
3
8
8
10
3

6. Penjarangan buah
-          Penjarangan buah dilakukan pada saat buah berukuran sebesar bola pingpong
-          Buah yang dibuang adalah berukuran kecil, tidak sehat atau abnormal dan berada pada satu malai
-          Buah yang dipelihara berbentuk baik, ukuran normal dan sehat
-          Pembuangan buah dilakukan dengan gunting yang tajam
-          Buah yang ditinggalkan dalam 1 malai antara 2-5 buah
7. Pembungkusan buah
-          Pembungkusan dilakukan setelah selesai penjarangan
-          Ukuran buah yang dibungkus kira-kira sebesar bola pingpong
-          Kertas pembungkus (kertas koran/kertas minyak) diberi tanda dengan pewarna untuk membedakan umur buah sehingga memudahkan saat panen
-          Pada bagian bawah kertas pembungkus diberi sedikit saluran udara.
6. HAMA DAN PENYAKIT
6.1. Hama
1)      Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya. Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur
2)      Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya dimakan hama ini. Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.
3)      Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan. Pengendalian: 1) menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi, 2) Penyemprotan buah dan daun dengan insektisida efektif tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang,.
4)      Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas. Pengendalian: 1) Memusnahkan buah yang rusak, 2) memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
5)      Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Pengendalian 1) Pengasapan seminggu empat kali, 2) penggunaan  insektisida secara bijaksana
6)      Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga. Pengendalian 1) Menyemprotkan tepung belerang, 2) Penggunaan insektisida secara bijaksana
7)      Codot ;
Memakan buah mangga di malam hari. Pengendalian: 1) dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, 2) memasang kitiran angin berpeluit,  3)  melindungi pohon dengan jaring.
6.2. Penyakit
1)      Penyakit mangga Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera.
Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung. Pengendalian: penggunaan  fungisida secara bijaksana.
2)      Penyakit diplodia Penyebab: jamur Diplodia sp.
Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi. Pengendalian: 1) Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum, 2) Penggunaan  fungisida secara bijaksana..
3)      Cendawan jelaga Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum.
Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang hidup di cairan manis yang dikeluarkan serangga. Pengendalian: 1) Mengendalikan  serangga yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
4)      Bercak karat merah Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes.
Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan. Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.
5)      Kudis buah.
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun. Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan. Pengendalian: 1) Memangkas tangkai bunga yang terserang 2) Pengendalian dengan fungisida secara bijaksana.
6)      Penyakit Blendok,
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. Pengendalian: 1) Memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida, 2) menggunakan fungisida secara bijaksana
6.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat
7. PANEN DAN PASCA PANEN
a) Tanda Buah Siap Dipanen
Tanaman mangga dari okulasi mulai berbuah pada tahun ke 4 dengan produksi 10-15 buah, tanda-tanda buah sudah tua:
-          Bentuk buah berisi padat
-          Bekas tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya
-          Lekukan ujung buah rata hamper hilang
-          Pori-pori merata berwarna coklat
-          Lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah
-          Cabang pangkal buah telah mengering 65%
-          Buah tidak berbunyi nyaring bila disentil
-          Umur buah sekitar 132-140 hari setelah bunga muncul
-          Bila mangga dicelup ke air akan tenggelam
b) Cara Panen
-          Gunakan alat yang sesuai (gunting pangkas, galah bergunting/berpisau dan dilengkapi keranjang/kantong
-          Saat pemetikan, brongsong dan tangkai buah diikutkan . Tangkai buah disisakan sepanjang 10 cm (untuk mencegah agar buah tidak terkena getah
-          Buah yang masih dibungkus diletakan dalam wadah bambu (alat pengumpul sementara di lapangan) dengan posisi tangkai menghadap ke bawah sampai getah habis
-          Usahakan getah dari tangkai tidak mengotori buah
-          Buah dalam wadah kemudian bungkusnya dibuka dan diletakan pada keranjang yang terbuat dari plastik (< 20 kg) yang beralas kertas ditata maksimum 2 tumpukan serta diletakan ditempat yang teduh dan ditutup (posisi buah : tangkai menghadap kebawah)
-          Catat waktu, lokasi panen dan jumlahnya
8. PASCA PANEN
a. Sortasi/ Penggolongan
Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
-       Kelas I: > 320 gram/buah
-       Kelas II: 270 - 320 gram/buah
-       Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
-       Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
-       Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
-       Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
b. Penanganan Buah (Arumanis dan Golek)
-          Pisahkan buah sesuai mutu yang diinginkan (ukuran, bentuk, warna dll)
-          Untuk melihat kematangan dapat dilakukan dengan memasukan buah dalam air. Bila tenggelam artinya buah telah matang 95% sedangkan buah yang melayang belum begitu matang
-          Buah dicuci dengan air yang diberi diterjen tepol dengan dosis 2 ml/liter kemudian digosok dengan menggunakan lap/spon
-          Air cucian diganti apabila keruh (sekitar 10 kali pencucian)
-          Bilas dengan air bersih
-          Gosok dengan kain lembut
-          Untuk membunuh mikroba buah dapat direndam dalam air hangat
-          Buah yang telah direndam dikeringkan dalam rak susun
-          Untuk meningkatkan daya simpan kulit buah dapat dilapisi lilin emulsi lilin 6%


0 komentar:

Posting Komentar